Tulis dan akhirilah kisah mu dengan kebaikan

sejenak saya termenung ketika melihat tayangan seorang anak laki-laki dengan khusuk melantunkan hafalan ayat suci Al Quran. Hafalannya itu dia lantunkan tatkala dirinya terbaring tak berdaya di sebuah rumah sakit. Menurut info dari tayangan tersebut, anak laki-laki itu menderita tumor ganas yang telah mengerogoti tubuhnya sejak 4 bulan lalu. 

Dalam keadaan lemah dan menahan sakit ditempat pembaringan, hanya lantunan quran yang sering keluar dari mulutnya. tiada keluhan dan kalimat mengaduh. Memang anak laki-laki ini, semasa dia sehat sangat gemar membaca Al Quran dan selalu bersemangat dalam menghafal ayat-ayat quran. hingga hafalannya sudah mencapai 29 Juz. 

Namun takdir berkata lain, anak laki-laki ini menghembuskan nafas terakhirnya dan menghadap Allah SWT dalam keadaan hafal quran. Dengan iringan doa, tangis serta rasa bangga dari kedua orang tuanya, dia pergi menuju keharibaan Sang Khalik yang telah menantinya penuh dengan rindu. Insya Allah. Amiiin. 

tetiba terlintas didalam benak bagaimana ya akhir hidup saya nanti. apakah berakhir bahagia ataukah nestapa? jujur kalau sudah memikirkan tentang hal ini. Saya jadi takut dan khawatir. Merasa amal ibadah dan kebaikan saya selama ini sedikit sekali, sedangkan amal buruk gak ketulungan banyaknya. Ya Allah. 

Hidup ibarat sebuah perlombaan. Dalam perlombaan hanya yang terbaik lah yang akan menjadi pemenangnya. Tentunya menjadi yang terbaik itu perlu daya dan upaya yang maksimal.

sebelum mengikuti perlombaan, kita sebagai peserta harus mampu memperkirakan bekal apa dan hal apa saja yang mesti kita persiapkan agar kita bisa berlaga di arena perlombaan dengan kemampuan yang terbaik dan optimal.

begitu pun esensi kehidupan ini, kita dilahirkan ke dunia bukan hanya untuk bersantai-santai atau tanpa tujuan, namun untuk berbuat baik dan terbaik selama waktu perlombaan kehidupan ini masih berjalan. 

berkaca dengan kehidupan pribadi, saya merasa waktu yang ada saat ini tidak saya manfaatkan untuk hal-hal yang baik dan membaikkan bagi lingkungan sekitar saya. padahal kita tidak tahu kapan waktu ini berakhir. seperti cerita saya diawal, betapa menyenangkannya ketika akhir hayat kita di iringi dengan amal ibadah dan kebaikan. orang yang hidup mengiringi dengan tangis dan doa, sedangkan dirinya berbahagia menyambut pertemuannya dengan Sang Pencipta.

Apakah ada terbayangkan oleh dirinya, dia akan meninggal di pembaringan sambil menahan sakit yang teramat namun mulut dan hatinya tetap melantunkan ayat suci Al Quran, ibaratnya sedang setor hafalannya. Mungkin iya, mungkin juga tidak. namun yang jelas sakit dan usahanya menghafal quran sudah menjadi saksi bagi dirinya di hari perhitungan kelak.

Akhir kisah yang baik

Lihat kembali kisahmu..

Melihat cerita diatas, saya merasa salut sekalgus iri dengan anak laki-laki tersebut. Disadari atau tidak,  anak laki-laki tersebut sudah menentukan dan menuliskan kisahnya sendiri dengan akhir yang baik. Dia mengupayakan akhir hidupnya dengan sebaik mungkin. Sehingga Allah pun menggariskan kepadanya akhir hidup yang husnul khotimah.

jujur dari cerita anak laki-laki penghafal Al Quran itu,  akhirnya membuat saya harus terbuka melihat kisah diri sendiri. Malu kadang, sudah seumur sekarang ini berasa persiapan untuk akhir kisah saya belum maksimal. kadang ibadah juga masih standar, masih suka ghibah, suka berburuk sangka dengan orang lain. Dan yang lebih memalukan lagi nih, kadang saya mau berbuat baik saja banyak banget pertimbangannya yang pada akhirnya gak jadi berbuat apa-apa. 

ketika mendengar ceramah agama atau mendengar advice dari suami atau dari orang tua atau melihat tayanagn seperti diatas, segera membuat hati terenyuh dan sedih karena mengingat betapa banyak nya yang harus diperbaiki dari diri ini. Tapi ketika sudah tenggelam dengan urusan kerjaan, urusan rumah, dll.. seakan diri ini lupa akan hal yang terpenting dalam hidup, yaitu akhir kisah saya nanti mau seperti apa. 

ada yang bilang begitulah manusia tempatnya salah dan dosa. selalu naik turun keimanan itu adalah hal yang wajar dan manusiawi. namun kemanusiawian itu jangan menjadikan alasan kita untuk mewajarkan semuanya tanpa kita berusaha untuk memperbaiki diri. karena kita sudah dibekali akal, pikiran dan hati nurani, maka sudah sepatutnya kita terus berupaya berbuat maksimal dan optimal. 
 
Jadi... Apakah kita hanya sekedar menjadi penonton tatkala orang lain menjadi pemenang? apakah kita hanya berdiam tanpa melakukan apa-apa untuk persiapan akhir kisah kita nanti?  tentunya tidak. Ingatlah, selama waktu perlombaan masih dibuka, sejatinya kita semua punya kesempatan untuk keluar sebagai pemenangnya. 

buka mata, buka telinga, buka pikiran dan buka hati. jadikan ikhtiar kita untuk menjadi manusia baik dan membaikkan menjadi catatan tersendiri bagi kita di hari pengadilan Allah nanti. 


Pastikan kebaikan menjadi tujuan kisahmu...

menjadi pemenang memang bukan perkara mudah, pasti ada saja halangan dan rintangannya. oleh karena itu fokus pada tujuan perlombaan kehidupan itu menjadi hal yang sangat penting. setiap kali mengikuti ceramah agama, selalu yang diingatkan adalah akhir dan tujuan hidup kita. Tujuan hidup yang jelas, membuat kita mantap dalam menapaki kehidupan ini. 

perlu kita pahami bahwa tujuan hidup itu bukan melulu soal kita menjadi apa, akan berapa banyak harta yang kita dapat atau seberapa besar pengaruh kita terhadap orang lain. namun tujuan hidup disini adalah tujuan hidup yang lebih hakkiki dan jangka panjang, yaitu kehidupan setelah kematian. 

Ibarat kita sedang dalam perjalanan dengan membawa kendaraan. kita berangkat ke suatu tempat yang kita tuju. sebelum berangkat, kita pasti sudah tahu kemana kita akan pergi. mulai  dari alamat lengkapnya, arahnya serta jalan mana saja yang mesti kita lalui, kita sudah paham. Dan kalaupun kita tidak tahu pasti tempatnya, kita akan cari tahu melalui GPS atau bertanya kepada orang lain. 

Hidup Bagaikan Sebuah Perjalanan
                                  

Bisa dibayangkan betapa sulitnya kita, ketika berjalan terus tanpa mengetahui mau kemana tujuannya, jalan terus tanpa henti dan tanpa bertanya.  Lalu ditengah jalan bensin habis sedangkan hari sudah malam dan kita berada di tengah hutan yang kita tidak tahu pasti. 

ketidaktahuan akan tujuan hidup terkadang membuat diri kita galau dan seakan terombang ambing didalam ketidakpastian alias kita merasa insecure.

seperti halnya menulis, kehidupan kita dimulai dengan awal yang menarik, tengah cerita yang walaupun pasti ada naik turunnya upayakan tetap konsisten dengan cerita diawalnya dan akhirilah kisah kita dengan  dengan kisah yang baik dan indah. Kitalah yang menentukan mau seperti apa cerita yang akan kita torehkan nanti.

mudah-mudahan sampai disini kita masih satu frekuensi ya..hehhee

Rangkailah cerita mu dan mulailah kisahnya...

Ketika kita sudah paham mau apa dan bagaimana tujuan kisah akhir kita nanti, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita merangkai kisah kita saat ini sehingga melahirkan cerita indah yang berakhir dengan kebahagiaan.  

Tulislah kisah mu
                                                         
Sang pencipta juga telah mengutarakan bahwa tiada seorang hamba yang hidup melainkan akan diuji keimanan dan kesungguhannya. ibarat membuat suatu tulisan yang menarik. kisah indah itu tidak hanya ditentukan oleh cerita di pembukaan, namun juga di pengaruhi dengan menariknya kisah yang dibangun dan konsistensi bagian tengah dengan cerita awal. 

bagian tengah inilah yang saya sebut sebagai ikhtiar kita saat ini untuk menuju akhir kisah yang indah nantinya.

Yuuk tuliskan bagian tengah kisah mu dengan hal berikut ini: 

1. Selalu luruskan niat dan ingat tujuan kita

lagi-lagi seperti menulis, walaupun kita berada dibagian tengah, mengingat cerita awal atau tujuan awal itu penting untuk tetap menjaga konsistensi cerita. kalau dalam kehidupan kita ketika kita selalu meluruskan niat dan merefresh tujuan kita, maka bisa membantu kita untuk selalu istiqomah pada kebaikan. 

Tujuan Hidup

2. Berbuat baik dan bermanfaat

Berbuat baik dan manfaat itu tidak harus sifatnya besar dan massif. Berbuat baik walaupun kecil dan sederhana, namun kita ikhlas hanya karena Allah SWT, maka nilainya besar di hadapan Allah. Daripada perbuatannya besar, namun ada rasa ingin dipuji dan diketahui orang lain, maka tiada artinya seperti kapas yang berterbangan. 

Pernah mendengar kisah seorang wanita tunasusila yang memberi minum seekor anjing yang sangat kehausan. dia melakukan itu tidak berfikir akan dapat pujian ataupun dapat uang karena perbuatannya itu. perbuatannya itu murni karena ketulusannya. ketulusannya itulah yang menjadikan perbuatan kecilnya itu membawanya pada ampunan Allah SWT. 

seperti dalam sebuah tulisan, cerita yang menarik dengan alur yang jelas, membuat pembaca semakin tertarik untuk membaca tulisan kita hingga akhir kisahnya. Namun ketika ditengah cerita ternyata ada alur yang tidak nyambung dan cerita yang tidak menarik, maka bisa jadi si pembaca itu akan stop membaca atau minimal akan bilang " Lah kok ceritanya gak nyambung ya". Kualitas tulisan kita akan dipertanyakan. 

maka rangkai lah terus kisah mu dengan kisah-kisah indah tentang kebaikan, maka kebaikan itu yang akan membawa kita terus hidup walaupun telah meninggalkan dunia ini.

So... teruslah berbuat baik dan bermanfaat, karena kita tidak tahu perbuatan baik mana yang akan membawa kita kepada akhir hayat yang baik nantinya.  

3. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Allah SWT sebagai penilai perbuatan kita selama di dunia, maka bermohonlah kepadanya agar menggerakan diri kita selalu dalam kebaikan. penuntun dan penolong yang baik dan terbaik hanya Allah SWT pencipta kita yang sangat memahami siapa diri kita sebenarnya. 

Dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, ”Aku dalam sangkaan hamba-‎Ku, dan Aku akan selalu bersamanya, ketika ia mengingat-Ku. Kemudian ‎apabila ia ingat Aku dalam dirinya, Aku pun mengingatnya dalam diri-Ku, dan ‎jika ia ingat kepada-Ku dalam satu kaum, maka Aku akan mengingatnya ‎dalam kaum yang lebih banyak dari pada kaum itu. Jika ia mendekat kepada-‎Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku satu ‎hasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan ‎berjalan kaki, aku akan datang kepadanya dengan lari-lari kecil.” (Riwayat ‎Bukhari dan Muslim)‎

kedekatan kepada Allah ini yang membuat hati kita selalu tenang dan damai, sehingga dengan mudah perbuatan baik, kata-kata baik dan pemikiran baik muncul dari dalam diri kita. 

4. Perbanyak introspeksi diri

mungkin bisa kita analogikan dengan proses editing dan koreksi dalam sebuah tulisan. koreksi yang dilakukan bisa terhadap redaksional, jalan cerita ataupun preview tampilan tulisan kita. Begitu juga dalam kehidupan ini, kita selalu diminta untuk sering introspeksi diri (muhasabah) agar kita semakin menyadari dimana letak kekurangan dan kesalahan diri kita, selagi ada kesempatan, segeralah perbaiki dan rangkai lah lagi kebaikan selanjutnya. 

                                     

5. Banyak berdoa kepada Allah SWT 

Berdoa adalah bentuk syukur dan bentuk harap kita sebagai hamba. kita sebagai seorang hamba tidak akan bisa mengarungi hidup ini tanpa bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT. jangan pernah berputusa asa terhadap pertolongan dan bimbingan Allah SWT. hanya Allah yang selalu ada untuk kita. dikala semua orang meninggalkan kita ketika kita jatuh, maka Allah akan hadir menjadi teman dan penolong kita yang terbaik. 

ingat jangan berhenti berharap, karena keajaiban dan pertolongan Allah akan datang disaat yang tidak terduga. 


Tutuplah kisah mu tetap dalam kebaikan...

kita memang tidak tahu kapan akhir dari kisah kehidupan ini. kita juga tidak tahu bagaimana yang sebenarnya akan terjadi di akhir kisah nanti. hidup ini adalah sebab dan akibat. kewajiban kita adalah membuat sebab yang baik dan selalu konsisten pada kebaikan. akibat tergantung pada sebab yang kita torehkan. Berjuanglah terus dan pastikan ada kebaikan di setiap episode kehidupan kita. berserahlah dan bermohonlah pada Sang Penentu Akhir kita, agar kisah kita indah diawal, menarik di tengahnya dan indah pada akhirnya.

Semoga bermanfaat... 😄



Image

1. image via canstockphoto.com

2. image from pinterest by sweetco.in

3. Image from Pinterest 

4. image from pinterest  by dreamstime.com

5. Image from Pinterest uploaded by @tausiyahcinta

6. Image by pinterest







 
















4 komentar

  1. MasyaAllah.. Kisah yang luar biasa ya mbak. Semoga dalam sisa hidup kita, senantiasa kita jadikan menjadi penebar kebaikan, aamiin..

    Salam kenal mbak Annisa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin.. semoga ya mba, semoga langkah kita selalu dibimbing Allah hingga akhir hayat..semoha kitabsemua husnul khotimah. salam kenal juga mba :D

      Hapus
  2. Masyaallah, kisah dedeknya bener bener nampar aku yang udah dewasa nih. kalau ngomong soal kematian takut banget karna masih banyak dosa :(
    tulisannya bagus banget mbak, setidaknya kita masih tetep punya harapan dan menulis kisah kita sendiri dengan baik ya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, malu bgt sama anak kecil iti. luar biasa sampai akhir hayat ingetnya Allah :( aamiin semoga kisah kita juga indah sampai akhirnya nanti.

      Hapus