Pelajaran yang berarti

Sengaja malam ini saya tidur lebih larut dibandingkan malam biasanya. Malam ini adalah malam weekend dan besok adalah hari sabtu, hari yang paling ditunggu sejak hari senin.

Saya biarkan dulu anak  saya tidur lelap, lalu saya mulai menulis di blog ini.

Saya mencoba hal baru dan diluar kebiasaan saya sehari-hari dikala malam sabtu atau malam libur lainnya. Apabila malam libur biasanya saya isi dengan melihat instagram  sampai mata capek lalu tertidur atau menonton youtube channel berjudul Jurnal R*sa, sehingga tidak bisa tidur karena rasa takut..hahaa dan akhirnya tidur menjelang subuh.

Kali ini saya mencoba menulis didalam blog. Menulis apa saja yang saya ingin tuliskan tanpa terikat dengan deadline ataupun tema penulisan. Namanya juga blog " Tanpa Judul" ya mengalir saja.
dan saya sangat senang dan menanti-nanti waktu malam ini tiba, sehingga saya bisa melakukan kebiasaan baru saya ini. Very excited.

Dulu sebenarnya saya sempat buat blog dan saya sudah buat tema khusus blog saya berupa reportase kuliner atau tulisan tentang motivasi. Tapi yaah apa mau dikata.. awal saja semangat nya 45 tapi seterusnya yaah dibiarkan kosong saja blog itu, hingga pada akhirnya saya sendiri sampai lupa nama blog saya itu. Semangat banget di awal.. tapi seterusnya loyo sampai pada akhirnya hilang sama sekali keinginan menulis di blog saat itu. Tidak Konsisten!

Berbicara tentang konsistensi. ternyata konsistensi ini hal penting dalam menunjang kesuksesan dalam bentuk apapun. percaya nggak? kalau saya  mulai percaya dan mulai melihat diri sendiri. ternyata banyak hal yang tidak bisa saya capai lantaran tidak konsisten.

Saking pentingnya masalah konsistensi ini, sampai-sampai masalah konsistensi atau istiqomah menjadi suatu hal yang disukai oleh Allah. tentunya konsistensi dalam hal kebaikan yaah. Allah menyukai amal yang sedikit tapi konsisten dan terus menerus, dibandingkan amalan banyak atau besar tapi putus-putus alias gak konsisten. Laah bener banget ya.

Contoh betapa pentingnya konsistensi, misal orang dikatakan jujur dan baik itu apabila kejujurannya itu dilakukan terus menerus dan tidak pernah putus. Apakah seseorang itu akan dikatakan orang yang jujur, apabila sewaktu-waktu pernah berkata bohong dan ketahuan? apakah kita akan bilang dengan yakin bahwa orang itu jujur? kayaknya enggak deh yaa!

Seseorang akan dianggap seseorang yang disiplin, apabila dia secara konsisten menunjukkan upayanya dalam menjaga kedisiplinan itu sendiri secara terus menerus. apabila minggu ini disiplin, minggu depan sering terlambat. pakah layak dia disebut orang yang disipilin?
Misalnya lagi, seorang pekerja dianggap memiliki kredibilitas apabila dia tidak pernah sekalipun bertindak tidak profesional dalam melakukan pekerjaannya. dia konsisten melakukan pekerjaannya secara profesional dan penuh tanggung jawab, tidak minggu ini kerjanya baik, kemudian minggu depan kerjanya asal-asalan. Kalau perusahaan saya bilang.. this is what we call as consistent behavior and trust built by consistent good behavior. 

Saya punya  beberapa pengalaman pribadi yang menggambarkan betapa konsitensi itu penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau tujuan yang ingin kita capai.

Dulu saya sangat suka dengan pelajaran bahasa inggris dan dulu dikelas saya termasuk yang jago bahasa inggris. Saya sejak dari SMP, SMA kemudian kuliah dengan kemampuan bahasa inggris yang saat itu diatas rata-rata teman-teman saya. karena itu saya tertarik untuk mengikuti english debate club di kampus. Pada awalnya semangat sekali saya mengikuti kompetisi dan mengikuti latihannya. Tapi karena suatu hal, saya kalah lalu saya tidak ingin lagi ikut lomba debat. Padahal namanya juga baru awal ikut perlombaan kan gak harus selalu menang..ye kaaann, yang penting berlatih dengan tekun saja. lambat laun saya mulai malas latihan debat, apabila ada perlombaan tidak mau ikut lagi dan karena tidak ada trigger untuk berlatih bahasa inggris hingga pada akhirnya bahasa inggris saya standar-standar saja hingga hari ini... you know.. I thought consistent is must and being consistence make any obstacles in front of you seems easy to be through. 

Jikalau waktu itu saya konsisten saja latihan terus, konsisten saja belajar bahasa inggris dan  konsisten saja mengikuti english debating club.. no doubt i could be a good and qualified debater... huufffh  but it's too late. 

Semasa SMA cita-cita saya ingin sekali menjadi diplomat atau minimal menjadi staff kedutaan yang cas cis cus bahasa inggrisnya dan bisa bekerja diluar negeri. point bekerja diluar negerinya just embel-embel doang yaah..hhaahaa, yang mau saya jelaskan adalah proses saya bagaimana mencapai keinginan saya tersebut.... yaaaanggg lagi-lagi berujung penyesalan.

Karena ingin sekali menjadi diplomat, maka saya senang belajar bahasa inggris dengan tekun, saya suka pelajaran IPS  (karena kalau IPA saya gak pinter..hehehee) dan terutama pelajaran mengenai negara-negara. Saya berusaha keras bisa masuk jurusan hubungan internasional atau hukum di Universitas terkemuka. Dan singkat cerita, saya berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri favorit di Yogyakarta dan masuk ke jurusan IPS yang favorit juga, yaitu Hukum. Saya bangga sekali akan hal ini, pun orang tua saya.

tapi you knowwww... setelah masuk kampus itu.. diawal semester semangat belajaranya seperti semangat belajar ketika menghadapi ujian masuk universitas. Semangat 45, mantap dah pokoknya,  tapi menginjak smester kedua.. nilai saya mulai jeblok banget.. kemudian bahasa inggris saya juga standar-standar saja tanpa peningkatan. Saya juga seakan lupa cita-cita saya untuk jadi diplomat. semester selanjutnya mulai ada peningkatan, tapi yaa tidak secetar saya semasa SMA  dan awal kuliah dulu.. standar saja. Singkat cerita masuk ke jurusan hukum internasional. bukannya setelah masuk hukum internasional saya menjadi mantap ingin jadi diplomat, malah minder dengan rekan-rekan saya lainnya yang saya anggap "kok hebat banget yaa'.. alih-alih berusaha belajar keras dan bangun network.. saya malah banyak mengeluh dan memilih melupakan cita-cita saya itu dan lulus dengan IPK standar 3,2 dan berfikir.. " yaa bekerjanya liat nanti saja lah, mana yang keterima...

helooooo... you punya cita-cita dari SMP kemanakah larinya??..hahhaaa

walaupun yaa mungkin ini tidak terlepas dari takdir Allah yang terbaik yaah. tapi yang saya sesalkan itu mengapa.. saya tidak konsisten dengan cita-cita saya, setidaknya kalaupun memang terbaik saya seperti saat ini.. setidaknya saya sudah melakukan upaya yang terbaik dalam diri saya untuk menggapai cita-cita  yang saya impikan... setidaknya sudah konsisiten dengan tujuan, setidaknya telah berupaya maksimal dalam mewujudkan cita-cita ituuuu...

tadi mengenai cita-cita yaa...

ini satu lagi mengenai ibadah..et daaahhh dipikir-pikir kok semua lini kehidupan saya kok begini baanget yaa..hahaha

dulu saya tertarik sekali untuk menghapal Al Quran... karena ya kalau kita hafal dan mengamalkan isi Al Quran, maka Allah akan meridhoi kita dan menuntun jalan kita menuju kebahagiaan hakiki. mulai laah menghafal Surat An Naba.. baru menghapal 3 ayat, mulai berfikir untuk menghapal Surat Ar Rahman saja karena saya suka mendengar surat ini. Ar Rahman mulai saya hapal dan sudah hafal hingga setengah dari seluruh ayat dalam surat tersebut. Sebulan masih dipakai, masih hafal, 2 bulan masih lumayan masih bisa dipakai dikala sholat.. 

menginjak 3 bulan hingga saat ini... itu hafalan kemana yaa?.. blasss hanya ingat ayat pertama dan kembali kalau sholat hanya baca 3 surat favorit. tau enggak kenapa ini bisa terjadi?  lagi-lagi karena saya tidak konsisten menjaga hafalan saya dan saya tidak konsisten pula  dalam berusaha menghafal ayat-ayat itu. jadilaahhh.. seperti hari ini... hanya hafal surat-surat dalam jus amma dan itupun tidak semua surat hafal. hadeuuuuhhh. 

seadndainya jika dulu saya konsisten disetiap lini kehidupan saya. Misal  mulai dari konsisten belajar dengan baik dan membangun networking saat kuliah. Sehingga IPK kuliah saya baik dan ilmu pun terserap dengan baik serta memiliki jaringan luas minimal jaringan antar alumni universitas atau fakultas. Bukan tidak mungkin, saya bisa jadi Ahli Hukum yang mumpuni atau menjadi praktisi hukum yang handal dan qualified. 

Kemudian ketika saya konsisten mengikuti latihan dan lomba debat bahasa inggris, mungkin saya sudah bisa kuliah di luar negeri dan menjadi seorang ahli hukum atau praktisi hukum yang bisa berbicara di depan forum internasional. Bayangkan juga, jika saya konsisten dalam menghapal Al Quran dan mengamalkannya. bukan tidak mungkin, saya bisa menjadi ulama ataupun penyebar syiar islam didunia internasiol melalui kemampuan saya dibidang hukum dan bahasa asing. 

hufffhhh... coba kalau saya dulu bisa membuat peta hidup saya dengan lebih jelas dan konkrit. Jelas tujuan saya mau kemana, mungkin saat ini tidak perlu ada penyesalan dalam diri saya. Disini saya bukan menyesali kehidupan saya saat ini, ya pasti ini yang terbaik buat saya, yang saya sesali adalah mengapa saya tidak melakukan usaha yang maksimal dan konsisten dalam mencapai cita-cita saya.

yaah saat ini daripada meratapi atau mengingat masa lalu, maka saat ini saya memcoba membuat semua ini menjadi lebih bermakna dan membuat " nasiyang sudah menjadi bubur ini" menjadi bubur ayam spesial yang lezat.. " ini inget ceramahnya AA Gym.

yaah sekian pelajaran hidup yang saya tuangkan di blog ini, saya menulis di waktu malam kala bumi sedang terlelap.

Dikala melihat wajah cantik putri kecilku yang tertidur pulas... ku panjatkan doa agar putri ku kelak menjadi wanita tangguh dan istiqomah dalam melakukan kebaikan dan mampu menggapai bintang-bintang dilangit... Amiiin.

malam sabtu di bulan juni 2020...

x

0 komentar