Berbagi Cerita

Sharing Pengalaman dan Cerita Kehidupan

  • Home
    • Version 1
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Kadang di kehidupan ini ada banyak hal yang kita lihat seperti nya mudah untuk dilakukan, namun ketika kita lakukan atau jalani sendiri, ternyata tidak semudah itu. Tidak.. tidak  semudah itu marimar..💃💃

Sederhana saja contohnya, seperti hari ini mamak coba bikin camilan buat si kecil. Rencananya mau buat camilan yang simpel dan tidak pakai ribet. Mamak coba ingat-ingat kira-kira camilan apa yang mamak doyan banget ketika masih single dulu alias masih jomblo. 👩

Seketika teringat camilan yang renyah dan enak.. Churros...! pasti tau dong yaah, makanan ini. Donat dari Spanyol. yummyyy!

                                  Ekspektasi

          Source image from cookingclassy.com

Karena selama ini cuma taunya beli dan makan saja dan gak pernah mikirin ini gimana cara buatnya. Step pertama lihat-lihat channel masak memasak dulu di Youtube, setelah itu cuss beli bahan-bahannya. Kalau dilihat buat churros itu gampang apalagi yang ngasih tutorial bilang " gampang banget sis.. gak pake ribet".  Mamak semakin semangat untuk segera buat churrosnya.

Alhamdulillah proses pembuatan adonan awal berjalan dengan lancar, sesuai dengan petunjuk dari channel masak memasak itu. Setelah adonan dingin, mulai saatnya pencetakan churros. Piping bag sudah disiapkan, cetakan juga sudah disiapkan.

saat nya memasukkan adonan kedalam pipping bag. Dan saatnya ujian itu dimulai..hehehe

Dan disamping mamaknya yang semangat.. tentunya tidak kalah si cantik kecil anak mamak juga membara semangatnya untuk membantu (membantu ala-ala anak balita.. you know yaah.. keriweuhannya.. 😁😁)

Setelah adonan sudah agak dingin, mamak masukkan ke dalam piping bag. Waktu dimasukkan ternyata adonannya Lengket di pipping bag. Belum lagi ternyata ujung plastik piping bag belum digunting, padahal adonan sudah di masukkan kedalamnya. Segera nyari gunting, ternyata gunting yang ada itu tumpul dan terpaksa potong ujung piping bag itu dengan pisau dapur walhasil potongannya tidak rapi.

Belum lagi karena terlalu semangat menekan piping bagnya, membuat piping bagnya jadi berlubang dan adonan churros keluar-keluar dari lubang itu, jadilah tangan mamak belepotan dengan adonan churros. Akhirnya mamak ganti saja piping bag yang berlubang itu dengan yang baru, tapi karena adonan di pipping bag yang berlubang masih banyak, akhirnya mamak pindah kan adonannya ke pipping bag baru. adonan lengket ditangan, terus pas dimasukkan kedalam piping bag baru, banyak adonan yang jatuh dan lengket di sendoknya.

Kayaknyaa di tutorialnya gampang banget yaaahhh. ya Allah tolooong, tadinya masak mau sebagai penghilang stress malah masak jadi nambah stress.. hahhaaa.

Menurut penjelasan di tutorialnya, adonan dalam piping bag bisa langsung di tuangkan memanjang ke dalam minyak goreng yang sudah panas. Karena takut gosong, adonan dalam piping bag itu mamak taruh ke dalam loyang yang telah dilumuri tepung terigu sebelum dimasukkan kedalam penggorengan.

Ternyata membuat churros bagus itu susah yaah.. gak semudah ngeliat di youtube.

adonan pertama dicetak, hasilnya adonannya terlalu gepeng dan telalu kecil (pengennya churros yang bentuknya stick gemuk, jadinya malah stick kurus kering), lalu coba lagi dicetakkan kedua, bentuknya sudah lumayan besar dan ukurannya sesuai dengan churros yang mamak pernah makan. Akhirnya mamak penuhi loyang itu dengan churros berbentuk stick seperti yang mamak mau. 

"Asiiik... jadi nii churros pasti mantul" pikir mamak kegirangan. Padahal akan ada lagi tantangan menanti. huhuuu..

Saatnya tiba waktu menggoreng. 

Mamak coba ambil satu adonan stick dari dalam loyang. Ketika diambil ternyata churros yang sudah berbentuk stick itu lengket di loyangnya!!... hadeuuuuh.

Jadi ketika mau diambil dari loyang, adonan berbentuk stick itu patah. Dari keseluruhan adonan, ada kali itu setengah dari adonan berbentuk stick yang patah dan jadi hancur sebelum di goreng. 
                  
Sedangkan sebagian yang telah tergoreng, jadinya gosong dan hasilnya berminyak banget dan kalau dimakan terasa banget banyak minyak di bibir, seperti habis makan gorengan bakwan.

Singkat cerita, mamak coba cetak lagi untuk ketiga kalinya adonan churros itu dan Alhamdulillah sudah jadi dengan bentuk beraneka ragam, ada yang panjang, ada yang pendek, ada yang bentuknya melingkar dan ada yang bentuknya elips gak simteris. Soal rasanya, yaa lumayan laah bisa kemakan.

Lalu mamak siapkan churros yang di goreng dan mamak taburi gula pasir yang sudah dicampur dengan bubuk kayu manis. Lalu mamak taruh beberapa churros ke dalam wadah popcorn ala-ala bioskop untuk si cantik kecil anak mamak. 

Ini niih hasilnya🤣🤣

                              Churros ala ala🤪🤪

Tetapi yaaah karena itu bentukkan churros beraneka ragam tidak beraturan😅😅 dan warnanya agak sedikit kecoklatan alias agak gosong... si cantik kecil bilang " iiihh aku ga mau maa, nanti rasanya pait.." yaahhhh... penonton kecewa.

Dan...begitulah drama masak memasak ini berakhir. 

Diakhiri dengan penolakan si cantik kecil dan dengan cucian piring yang menumpuk serta dapur yang  super berantakkan.. hufhhhh.

yowesss.. sing sabar yaah mak, karena sesungguhnya segala sesuatu yang terlihat mudah, belum tentu mudah juga dalam prakteknya.

ya itulah ceritanya hari ini. Namun dibalik drama masak churros hari ini, ada banyak pelajaran yang bisa mamak ambil.

ini niih mamak coba summary kan:

  1. Pelajari dan perhatikan dengan seksama langkah-langkahnya. Kadang sesuatu yang terlihat mudah atau kita anggap enteng, membuat kita tidak kritis dan tidak teliti dalam memahami informasi yang ada alias ceroboh.
  2. Dalam melakukan sesuatu yang baru, jangan terlampau terbawa nafsu untuk harus sukses diawal, karena segala sesuatu itu butuh latihan dan butuh jatuh bangun. Mungkin butuh melalui kegagalan berulang kali baru sukses. Harus bersabar dan pantang menyerah untuk bangkit dari kegagalan.
  3. Melakukan segala sesuatu hal diperlukan pikiran jernih dan tenang. Karena bisa jadi dalam perjalanannya akan ada banyak hal terjadi disekitar kita yang dapat  mempengaruhi konsentrasi dan membuat kita kalut. So stay calm and positive.
  4. bisa jadi apa yang kita usahakan, hasilnya tidak seperti yang kita inginkan. So be positive thinking saja, karena sesuatu yang tidak kita sukai, bisa jadi itu baik bagi kita. begitu juga sebaliknya
  5. and the last is just enjoy the journey and be prepared to get the result beyond you think. 

okee dehhh... segitu dulu deh cerita hari ini. 

mamak nulis ini di hari minggu malam..

tinggal 15 Jam lagi mau berangkat kerja... 

huffhhh siapin semangat, bulatkan tekad, panjatkan hajat.. dan memberi makna di hari ahad... 



bersama si cantik kecil yang sibuk dengan HP nya..

21 Juni 2020
Sengaja malam ini saya tidur lebih larut dibandingkan malam biasanya. Malam ini adalah malam weekend dan besok adalah hari sabtu, hari yang paling ditunggu sejak hari senin.

Saya biarkan dulu anak  saya tidur lelap, lalu saya mulai menulis di blog ini.

Saya mencoba hal baru dan diluar kebiasaan saya sehari-hari dikala malam sabtu atau malam libur lainnya. Apabila malam libur biasanya saya isi dengan melihat instagram  sampai mata capek lalu tertidur atau menonton youtube channel berjudul Jurnal R*sa, sehingga tidak bisa tidur karena rasa takut..hahaa dan akhirnya tidur menjelang subuh.

Kali ini saya mencoba menulis didalam blog. Menulis apa saja yang saya ingin tuliskan tanpa terikat dengan deadline ataupun tema penulisan. Namanya juga blog " Tanpa Judul" ya mengalir saja.
dan saya sangat senang dan menanti-nanti waktu malam ini tiba, sehingga saya bisa melakukan kebiasaan baru saya ini. Very excited.

Dulu sebenarnya saya sempat buat blog dan saya sudah buat tema khusus blog saya berupa reportase kuliner atau tulisan tentang motivasi. Tapi yaah apa mau dikata.. awal saja semangat nya 45 tapi seterusnya yaah dibiarkan kosong saja blog itu, hingga pada akhirnya saya sendiri sampai lupa nama blog saya itu. Semangat banget di awal.. tapi seterusnya loyo sampai pada akhirnya hilang sama sekali keinginan menulis di blog saat itu. Tidak Konsisten!

Berbicara tentang konsistensi. ternyata konsistensi ini hal penting dalam menunjang kesuksesan dalam bentuk apapun. percaya nggak? kalau saya  mulai percaya dan mulai melihat diri sendiri. ternyata banyak hal yang tidak bisa saya capai lantaran tidak konsisten.

Saking pentingnya masalah konsistensi ini, sampai-sampai masalah konsistensi atau istiqomah menjadi suatu hal yang disukai oleh Allah. tentunya konsistensi dalam hal kebaikan yaah. Allah menyukai amal yang sedikit tapi konsisten dan terus menerus, dibandingkan amalan banyak atau besar tapi putus-putus alias gak konsisten. Laah bener banget ya.

Contoh betapa pentingnya konsistensi, misal orang dikatakan jujur dan baik itu apabila kejujurannya itu dilakukan terus menerus dan tidak pernah putus. Apakah seseorang itu akan dikatakan orang yang jujur, apabila sewaktu-waktu pernah berkata bohong dan ketahuan? apakah kita akan bilang dengan yakin bahwa orang itu jujur? kayaknya enggak deh yaa!

Seseorang akan dianggap seseorang yang disiplin, apabila dia secara konsisten menunjukkan upayanya dalam menjaga kedisiplinan itu sendiri secara terus menerus. apabila minggu ini disiplin, minggu depan sering terlambat. pakah layak dia disebut orang yang disipilin?
Misalnya lagi, seorang pekerja dianggap memiliki kredibilitas apabila dia tidak pernah sekalipun bertindak tidak profesional dalam melakukan pekerjaannya. dia konsisten melakukan pekerjaannya secara profesional dan penuh tanggung jawab, tidak minggu ini kerjanya baik, kemudian minggu depan kerjanya asal-asalan. Kalau perusahaan saya bilang.. this is what we call as consistent behavior and trust built by consistent good behavior. 

Saya punya  beberapa pengalaman pribadi yang menggambarkan betapa konsitensi itu penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau tujuan yang ingin kita capai.

Dulu saya sangat suka dengan pelajaran bahasa inggris dan dulu dikelas saya termasuk yang jago bahasa inggris. Saya sejak dari SMP, SMA kemudian kuliah dengan kemampuan bahasa inggris yang saat itu diatas rata-rata teman-teman saya. karena itu saya tertarik untuk mengikuti english debate club di kampus. Pada awalnya semangat sekali saya mengikuti kompetisi dan mengikuti latihannya. Tapi karena suatu hal, saya kalah lalu saya tidak ingin lagi ikut lomba debat. Padahal namanya juga baru awal ikut perlombaan kan gak harus selalu menang..ye kaaann, yang penting berlatih dengan tekun saja. lambat laun saya mulai malas latihan debat, apabila ada perlombaan tidak mau ikut lagi dan karena tidak ada trigger untuk berlatih bahasa inggris hingga pada akhirnya bahasa inggris saya standar-standar saja hingga hari ini... you know.. I thought consistent is must and being consistence make any obstacles in front of you seems easy to be through. 

Jikalau waktu itu saya konsisten saja latihan terus, konsisten saja belajar bahasa inggris dan  konsisten saja mengikuti english debating club.. no doubt i could be a good and qualified debater... huufffh  but it's too late. 

Semasa SMA cita-cita saya ingin sekali menjadi diplomat atau minimal menjadi staff kedutaan yang cas cis cus bahasa inggrisnya dan bisa bekerja diluar negeri. point bekerja diluar negerinya just embel-embel doang yaah..hhaahaa, yang mau saya jelaskan adalah proses saya bagaimana mencapai keinginan saya tersebut.... yaaaanggg lagi-lagi berujung penyesalan.

Karena ingin sekali menjadi diplomat, maka saya senang belajar bahasa inggris dengan tekun, saya suka pelajaran IPS  (karena kalau IPA saya gak pinter..hehehee) dan terutama pelajaran mengenai negara-negara. Saya berusaha keras bisa masuk jurusan hubungan internasional atau hukum di Universitas terkemuka. Dan singkat cerita, saya berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri favorit di Yogyakarta dan masuk ke jurusan IPS yang favorit juga, yaitu Hukum. Saya bangga sekali akan hal ini, pun orang tua saya.

tapi you knowwww... setelah masuk kampus itu.. diawal semester semangat belajaranya seperti semangat belajar ketika menghadapi ujian masuk universitas. Semangat 45, mantap dah pokoknya,  tapi menginjak smester kedua.. nilai saya mulai jeblok banget.. kemudian bahasa inggris saya juga standar-standar saja tanpa peningkatan. Saya juga seakan lupa cita-cita saya untuk jadi diplomat. semester selanjutnya mulai ada peningkatan, tapi yaa tidak secetar saya semasa SMA  dan awal kuliah dulu.. standar saja. Singkat cerita masuk ke jurusan hukum internasional. bukannya setelah masuk hukum internasional saya menjadi mantap ingin jadi diplomat, malah minder dengan rekan-rekan saya lainnya yang saya anggap "kok hebat banget yaa'.. alih-alih berusaha belajar keras dan bangun network.. saya malah banyak mengeluh dan memilih melupakan cita-cita saya itu dan lulus dengan IPK standar 3,2 dan berfikir.. " yaa bekerjanya liat nanti saja lah, mana yang keterima...

helooooo... you punya cita-cita dari SMP kemanakah larinya??..hahhaaa

walaupun yaa mungkin ini tidak terlepas dari takdir Allah yang terbaik yaah. tapi yang saya sesalkan itu mengapa.. saya tidak konsisten dengan cita-cita saya, setidaknya kalaupun memang terbaik saya seperti saat ini.. setidaknya saya sudah melakukan upaya yang terbaik dalam diri saya untuk menggapai cita-cita  yang saya impikan... setidaknya sudah konsisiten dengan tujuan, setidaknya telah berupaya maksimal dalam mewujudkan cita-cita ituuuu...

tadi mengenai cita-cita yaa...

ini satu lagi mengenai ibadah..et daaahhh dipikir-pikir kok semua lini kehidupan saya kok begini baanget yaa..hahaha

dulu saya tertarik sekali untuk menghapal Al Quran... karena ya kalau kita hafal dan mengamalkan isi Al Quran, maka Allah akan meridhoi kita dan menuntun jalan kita menuju kebahagiaan hakiki. mulai laah menghafal Surat An Naba.. baru menghapal 3 ayat, mulai berfikir untuk menghapal Surat Ar Rahman saja karena saya suka mendengar surat ini. Ar Rahman mulai saya hapal dan sudah hafal hingga setengah dari seluruh ayat dalam surat tersebut. Sebulan masih dipakai, masih hafal, 2 bulan masih lumayan masih bisa dipakai dikala sholat.. 

menginjak 3 bulan hingga saat ini... itu hafalan kemana yaa?.. blasss hanya ingat ayat pertama dan kembali kalau sholat hanya baca 3 surat favorit. tau enggak kenapa ini bisa terjadi?  lagi-lagi karena saya tidak konsisten menjaga hafalan saya dan saya tidak konsisten pula  dalam berusaha menghafal ayat-ayat itu. jadilaahhh.. seperti hari ini... hanya hafal surat-surat dalam jus amma dan itupun tidak semua surat hafal. hadeuuuuhhh. 

seadndainya jika dulu saya konsisten disetiap lini kehidupan saya. Misal  mulai dari konsisten belajar dengan baik dan membangun networking saat kuliah. Sehingga IPK kuliah saya baik dan ilmu pun terserap dengan baik serta memiliki jaringan luas minimal jaringan antar alumni universitas atau fakultas. Bukan tidak mungkin, saya bisa jadi Ahli Hukum yang mumpuni atau menjadi praktisi hukum yang handal dan qualified. 

Kemudian ketika saya konsisten mengikuti latihan dan lomba debat bahasa inggris, mungkin saya sudah bisa kuliah di luar negeri dan menjadi seorang ahli hukum atau praktisi hukum yang bisa berbicara di depan forum internasional. Bayangkan juga, jika saya konsisten dalam menghapal Al Quran dan mengamalkannya. bukan tidak mungkin, saya bisa menjadi ulama ataupun penyebar syiar islam didunia internasiol melalui kemampuan saya dibidang hukum dan bahasa asing. 

hufffhhh... coba kalau saya dulu bisa membuat peta hidup saya dengan lebih jelas dan konkrit. Jelas tujuan saya mau kemana, mungkin saat ini tidak perlu ada penyesalan dalam diri saya. Disini saya bukan menyesali kehidupan saya saat ini, ya pasti ini yang terbaik buat saya, yang saya sesali adalah mengapa saya tidak melakukan usaha yang maksimal dan konsisten dalam mencapai cita-cita saya.

yaah saat ini daripada meratapi atau mengingat masa lalu, maka saat ini saya memcoba membuat semua ini menjadi lebih bermakna dan membuat " nasiyang sudah menjadi bubur ini" menjadi bubur ayam spesial yang lezat.. " ini inget ceramahnya AA Gym.

yaah sekian pelajaran hidup yang saya tuangkan di blog ini, saya menulis di waktu malam kala bumi sedang terlelap.

Dikala melihat wajah cantik putri kecilku yang tertidur pulas... ku panjatkan doa agar putri ku kelak menjadi wanita tangguh dan istiqomah dalam melakukan kebaikan dan mampu menggapai bintang-bintang dilangit... Amiiin.

malam sabtu di bulan juni 2020...

x
sebenarnya saya tidak tau dan tidak paham mau menulis apa. Pikiran saya seperti tidak fokus dan tidak jelas arahnya kemana. 
saat ini saya sedang dirumah tatkala orang lain bekerja. Saya psikosomatis kali yaa. Saya sering berfikir bahwa saya ini tidak punya apa-apa yang bisa saya banggakan dan bisa menjadi motivasi saya untuk menjadi lebih baik.

Saya sudah menikah dan memiliki satu anak yang lucu dan menggemaskan. Suami yang berfikiran terbuka, maju dan bijak dan mencintai saya tulus dan selalu mengajak saya untuk lebih baik dalam hal apapun.  tetapi saya bingung mengapa hal-hal tersebut tidak bisa menjadi motivasi saya untuk menjadi lebih baik? 

saya sendiri seorang karyawati swasta yang memulai karir sebagai management trainee di Perusahaan Multinasional dan menjadi lulusan dari salah satu universitas terbaik di Indonesia. saya bangga dengan hal itu. Saya dulu berfikir bahwa lulusan dari universitas terkemuka dan masuk diperusahaan multinasional melalui program prestisus seperti trainee itu sudah pasti akan menjadikan saya seorang yang memiliki jabatan tinggi, dihormati dan memiliki penghasilan yang fantastis. 

Namun pada kenyataannya setelah 10 tahun bekerja, karir saya begitu-begitu saja, tidak ada peningkatan sedangkan di sisi lain rekan-rekan saya yang menjadi trainee seperti saya dulu, karirnya melesat dan jabatannya pun sudah lebih tinggi dari saya.

saya sering sekali membandingkan diri saya dengan orang lain. saya dulu berfikir bahwa untuk menjadikan kita maju dan memiliki motivasi tinggi, kita boleh membandingkan diri kita dengan orang yang lebih tinggi dari kita bukan untuk menjadi iri, namun menjadi inspirasi. Ternyata saya salah dan kebablasan.

Tanpa sadar dengan saya selalu membandingkan diri saya dengan orang-orang sukses menurut saya, bukannya menjadi termotivasi atau terinspirasi malah saya menjadi minder dan merasa tidak ada gunanya diri saya ini.

Suami saya selalu menasehati saya untuk selalu bersyukur dan jangan terlalu sering melihat keatas. saya tau itu benar, namun betapa sulit untuk menjadikan itu didalam diri saya. betapa banyaknya dosa saya ini.

Dan entah kenapa hari ini saya merasa benar-benar menjadi orang yang tidak memiliki arti. 

kemarin saya sempat melihat ada rekan trainee saya (dia sudah resign) menjadi CEO sebuah start up yang memiliki ide konkrit dan dibutuhkan banyak orang. Waww.. saya salut sekali, namun di dalam diri saya, saya menjadi tambah minder.. kok gw gak bisa seperti dia ya. kayak gini niih yang saya cita-citakan sejak dari kuliah. Menjadi inisiator dalam suatu gerakan perubahan bangsa!!

Belum lagi saya juga sempat dibuat stress tatkala saya menngetahui salah satu junior saya di fakultas dulu  mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan study S2 nya di UK. Asliiii saya jadi kepikiran banget kok bisa yaa dapat beasisswa seperti itu. ini keinginan saya sejak SMA dulu dapat beasiswa dan kuliah S2 di luar Negeri!!!

Dan tau apa yang saya lakukan.. segera saya cari-cari link dan informasi Universitas di UK, Beasisswa S2 dan sampai pada titik saya mendaftarkan diri untuk mengikuti program short course persiapan S2 di luar negeri disalah satu lembaga bahasa asing. Saya sampai berfikir untuk resign dan ini membuat saya tidak fokus kerja. Saat itu saya tidak memikirkan bagaimana suami dan anak saya, bagaimana dengan pekerjaan saya dan bagaimana dengan hal lainnya. saya bilang keinginan saya ini ke suami. suami saya cuman diam dan menatap saya dalam-dalam dan berkata " apa sih yang ada dalam pikiran kamu? apa sih yang jadi tujuan kamu? apa karena kamu lihat temen kamu dapat beasiswa itu kamu jadi gini?" tanya suami saya seakan tidak paham jalan pikiran saya. Aslii saat itu saya merasa seperti orang bodoh dan benar-benar seperti orang yang tidak jelas!!

entah mengapa kalau saya melihat para pembicara di seminar dan orang-orang terkenal karena prestasinya, saya benar-benar menjadi minder dan merasa saya tidak bermanfaat sama sekali.

jujur saya lelah dengan diri saya sendiri. 

saya termasuk suka mendengarkan ceramah dan tertarik untuk belajar tentang agama. saya suka sekali mendengar ceramah yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga keihklasan hati dalam beramal. saya menangis mendengar ceramah itu. Karena betapa dengan keikhlasan hati, sesorang yang hina dimata manusia dan rendah akhlaknya, bisa menjadi penguhuni surga hanya karena memberikan minum untuk seekor anjing yang kehausan!!

Saya selalu berusaha selalu bermuhasabah diri.  Saya sering melakukan sesuatu baik pekerjaan, belajar ataupun hal lainnya adalah dengan  tujuan untuk pemenuhan ego saya untuk menjadi pioneer dalam hal-hal positif dan tatkala saya tidak jadi pioneer dan tidak terlihat saya yang menginisiasi kegiatan tersebut.. saya jadi kecewaaaa... dan ini membuat saya lelahhhhh...!

dalam pekerjaan, saya selalu melihat diri saya yang karirnya stagnan dan merasa menjadi salah satu trainee yang gagal dan tidak produktif. Dalam urusan keluarga, saya menjadi ibu yang suka marah-marah kepada anak, menjadi istri yang suka mengeluh tentang penghasilan suami yang tidak naik-naik (padahal kebutuhan sudah tercukupi bahkan berlebih). Dalam hal sosial,  saya menjadi malas untuk sekedar membaca chat atau menyapa teman-teman kuliah dan sekolah di WAG, apabila diajak ketemuan selalu ada saja alasannya. saya lebih suka sendiri. Dalam hal ibadah, pun tidak lebih dari sekedar pemenuhan kewajiban bukan menjadikan ibadah sebagai pengobat hati dan pelipur lara. 

semua lini kehidupan saya mengapa terasa sangat buruk... dan ini membuat saya semakin down. Karena sebagai manusia saya ingin bermanfaat. Saya merasa bermanfaat itu dalam bentuk hal-hal besar dan bersifat masif. Namun saya lupakan hal-hal kecil tetapi konkrit dihadapan saya,dimana saya bisa lebih bermanfaat dan menjadi prioritas saya. Saya binguuuuuung dengan diri saya.

Apakah ini titik terendah dalam diri saya? walaupun semua kondisi ini baik-baik saja dan masih banyak orang yang jauh lebih susah dari saya. Betapa anehnya diri iniii... Saya harus bagaimana?

Saya amat sangat paham kita tidak boleh selalu melihat keatas, kita harus menapak jangan selalu melihat ke langit terus. Tetapi mengapa sulit sekali bagi saya untuk mengendalikan pikiran saya yang suka melihat keatas dan selalu bandingkan diri ini dengan orang lain. Padahal bisa jadi orang lain berfikir bahwa enak menjadi seperti saya.

jujur saya malu dan saya takut dengan kondisi saya ini. saya tidak ingin anak saya menjadi seperti saya seseorang yang tidak jelas tujuan hidupnya, sesorang yang hanya bisa mengeluh tentang diri namun tidak berusaha membangun arti diri. 

saya selalu membayangkan bahwa menjadi seorang manager atau direktur diperusahaan itu akan sangat menyenangkan hidupnya, fasilitas lengkap, gaji besar dan dihormati orang. Namun disisi lain saya sadar akan tanggung jawab dan pressure kerja yang sama besarnya juga dengan Jabatan dan gaji yang diperoleh. Dan tanggung jawab ini yang mungkin saya belum mampu.

saya selalu membayangkan bahwa menjadi seorang pembicara di seminar atau pun motivator itu.. pasti hidupnya enak, banyak ilmu, banyak teman dan dihargai orang serta finansial pun terjamin. Tapi saya tidak pernah berfokus bagaimana mereka bisa menjadi pembicara hebat dimana pasti telah melalui banyak halangan dan rintangan serta membutuhkan jerih payah dan mungkin pengorbanan yang sangat besar. 

saya selalu berfikir ingin menjadi pengusaha saja, biar saya kerja santai, pemasukan besar dan tidak disuruh-suruh orang alias mengalami dimarahin bos, tidak dihargai orang dan dianggap kecil oleh orang lain. Tetapi saya tidak berfikir bahwa menjadi pengusaha belum tentu lebih santai, bisa saja biasanya orang kantor 8 jam, pengusaha bisa bekerja hampir 24 jam. Pengusaha tidak mengalami dimarahin atasan, justru pengusaha juga bisa di komplain dan dimaki-maki oleh pelanggan ataupun rekan bisnis. Dan kalau karyawan gajian bulanan sudah jelas tiap bulan akan mendapatkan gaji sedangkan kalau pengusaha justru yang harus mikirin gaji karyawan tiap bulannya. 

Apakah saya menjadi tidak bahagia ditengah berkecukupannya hidup saya ini adalah karena buruknya kualitas ibadah saya? sehingga hati ini tidak bisa ikhlas? saya masih terusik dengan kehidupan orang lain yang tampak bahagia dan makmur dimata saya.

saya seperti sesorang yang sedang meraba-raba tujuan hidup saya. saya seperti seorang remaja yang sedang mencari jati diri padahal usia saya sudah kepala 3. Buseetttt mau jadi apaa gw ini? usia setua ini masih bertanya tujuan hidup saya!

kadang saya mencoba memahami bahwa esensi kehidupan ini adalah mempersiapkan kehidupan yang lebih kekal nantinya... tapi itu hanya dimulut saya saja. dalam diri dan hati sayaa beluuum memikirkan itu, masih naik turun. buktinya hari ini saya masih merasa galau dan tidak punya arti ketika melihat teman kerja saya sudah menjadi pebisnis sukses....!


SYUKUR + IKHLAS = BAHAGIA


Itu rumus diatas mudah untuk dituliskan, tetapi sulit sekali untuk dilakukan. saya masih jauh dari rumus itu. saya tidak bersyukur, saya tidak ikhlas walhasil saya merasa tidak bahagia dan tidak punya arti.

saya harus bagaimana? apa yang mesti saya perbuat? 

saya sering baca buku motivasi, googling " bagaimana menjadi orang yang bersyukur" tetapi ketika muncul cobaan tetap saja gagal. buku-buku yang dibaca juga percuma. tidak ada nyangkutnya sama sekali. kalau disuruh cerita isi tulisan atau buku itu, pinter banget. ...tapi nol dalam hal aplikasinya.

saya menulis ini untuk terapi diri saya sendiri, self healing. saya takut jadi orang stress karena diri yang tidak mampu mengendalikan pikiran dan mengendalikan hati sendiri. 

saya takut ketika waktu hidup saya habis... saya masih seperti ini. Naudzubillah !!


Suatu tempat,
18 Juni 2020









Postingan Lebih Baru Beranda

About Me

Foto saya
Annisa Ayu
Saya seorang Ibu Pekerja (Working Mom). Newly Blogger. Apa adanya dan mengalir saja mengikuti kata hati. tidak suka keteraturan yang kaku dan mengikat. Imajinatif.
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2021 (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2020 (23)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Juli (3)
    • ▼  Juni (3)
      • Tidak semudah itu
      • Pelajaran yang berarti
      • Apa tujuan hidup saya?

Berbagi Cerita

Sharing Pengalaman dan Cerita Kehidupan

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Anak Bukan Wujud Obsesi Orang Tua
  • Ketika Saya Merasa Insecure
  • Lamborghini di tengah hutan belantara
  • UUA: Ujung-ujungnya Alergi
  • Alergi Uang... Lah Kok Bisa?
  • Channel Story Telling Favoritku
  • Jeratan "Godaan Sekali ini saja"
  • Lipstik Matte Pilihanku, rekomendasi buat kamu
  • Tidak semudah itu
  • Pelajaran yang berarti

Categories

  • Beauty 1
  • Blogging 5
  • Kesehatan 1
  • Kuliner 1
  • Motivation 7
  • Parenting 3
  • Personal 9
  • Personal Self Reminder 1
  • Tips 6

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Oddthemes

Copyright © Berbagi Cerita. Designed by OddThemes