Berbagi Cerita

Sharing Pengalaman dan Cerita Kehidupan

  • Home
    • Version 1
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Alhamdulillah ujian tengah semester 1 ini sudah dilalui oleh si kecil. Ujian sekolah kali ini merupakan ujian yang pertama bagi si kecil. 

UTS berlangsung selama 5 hari dengan total materi pembelajaran yang diujikan sebanyak 7 materi.  Per hari nya ada 1-2 mata pelajaran yang di ujikan. 

Bersyukur karena masih kelas 1 SD, jadi orang tua murid diberikan kisi-kisi materi apa saja yang akan di ujikan.

Pemberitahuan akan adanya UTS ini seminggu sebelum hari H. Sudah pasti dong sebagai ibu yang siaga, cieeehhh.  Pengennya saat diberitahu akan ada ujian seminggu lagi, saat itu juga belajar intensif dilakukan. Mantap.

Namun apalah daya itu hanya angan-angan belaka, karena belajar untuk mengulang materi pelajaran baru dilakukan H-2 UTS. Baguuus. 

Sebagai ibu pekerja, saya harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan mendampingi anak belajar. Cukup struggling, Namun Alhamdulillah bisa dilalui. 

Nah saya mau berbagi cerita nih tentang cara  saya mendampingi anak belajar. Yuuk simak. 

jadi kalau biasanya pulang kantor  itu sesudah magrib baru tiba dirumah.  Kali ini saya sengaja pulang lebih awal sehingga sebelum magrib sudah berada dirumah. 

Dan kalau biasanya ketika sampai dirumah saya punya waktu 10-15 menit untuk sekedar rebahan dan ber overthinking ria. Kali ini rutinitas itu saya singkirkan jauh-jauh. Bergegas mandi, sholat dan makan malam, jadi biar tidak berubah jadi Hulk ketika mendampingi anak belajar. 

Inget kan video emak-emak yang sedang mendampingi anaknya belajar pancasila yang pernah viral beberapa waktu lalu. hahahaha. 

Belajar dari video itu, maka segala urusan pribadi saya seperti mandi dan makan sudah saya penuhi terlebih dulu. Yaa hitung-hitung sebagai amunisi menghadapi kerasnya tantangan belajar mengajar nanti. hehehehee. Ganbatte.


selama saya mempersiapkan diri, si kecil saya berikan leisure time untuk santai-santai, makan atau ngemil dan pastinya main HP. namun dengan kesepakatan bahwa jam 19.30 waktunya untuk belajar. No Play. No HP. Fokus belajar. 

19.30 tiba. HP saya simpan. TV dan segala  hal yang mengganggu konsentrasi anak. saya matikan dan singkirkan. Bila perlu orang rumah saya bungkam biar tidak bersuara. Hahaha. Kalau yang terakhir  ini mah enggak laah yaah, itu hanya hiperbola saja alias lebay tingkat kecamatan. 😁

saya siapkan buku pelajarannya, buku tulis serta tak lupa ada  air minum dan cemilan. Jadi kalau haus atau mulai  emosian.. bisa direda dengan minum dan ngeganyem cemilan. 

belajar dimulai dengan Doa biar lancar dan tanpa air mata ataupun teriakan dari saya yang mudah banget emosian macam video viral itu. hehehee

saya mulai dengan meminta anak saya menuliskan namanya sendiri di buku. lalu mulai mengulas satu per satu materi pelajaran sesuai dengan kisi-kisi.

ada pertannyaan? mau bertanya apakah kegiatan belajar mengajar ini menyenangkan dan lancar jaya?

jawabannya....

tentu sajaaaa.... tidaak. hahhaaa

waktu belajar saya alokasikan 1 jam. 15 menit pertama masih lancar dan aman

15 menit selanjutnya. mulai gak tenang duduknya. pengen pipis. mulai menguap karena ngantuk dan mulai merengek untuk berhenti belajar.... ooooh noooo.  sabarr.

mau tanya kondisi saya saat itu. hahhaha dapat dipastikan. emosi membuncah. suara mulai meninggi. mata melotot. hahhahaa

namun bisa mereda ketika melahap cemilan dan minum air dingin yang memang sudah disiapkan.

teringat bahwa namanya belajar itu tidak boleh dalam keadaan tegang atau dalam keadaan terpaksa.  Oleh karena itu si kecil saya beri waktu rehat dulu selama 10 menit. 

setiap anak mulai bosan dan mulai tidak fokus, saya beri waktu 10 menit lagi buat istirahat. begitu seterusnya. 

Begitulah ritme si kecil belajar mulai dari H-1 sampai dengan hari terakhir ujian. 

Alokasi waktu belajar itu sebenarnya selama 1.5 jam. Namun kenyataannya. waktu belajar efektif itu hanya 30 menit saja. 

Dari kisi-kisi yang diberikan, hanya sekitar 75% yang saya ulas secara detail. Selebihnya biar alam semesta yang berbicara. hehehehe.

Tak terasa 5 hari ujian bisa dilalui oleh si kecil. Setiap pulang sekolah, selalu happy dan terlihat tanpa beban. Kalau begitu berarti semua berjalan dengan lancar.  

Nah kalau sekedar berbagi cerita saja tanpa berbagi tips kayaknya nanggung yaah. hahaha. Boleh laah saya bagi tips nya.

Tips mendampingi anak belajar ketika ujian:

5 Tips Dampingi anak belajar hadapi ujian sekolah
                            Source Pic: https://thumbs.dreamstime.com

1. Pastikan ibu atau ayah siap dengan segala amunisi sebelum mendampingi belajar. Upayakan kita dalam kondisi segar dan kenyang yaa. Amunisi ini sangat penting karena ternyata belajar mengajar ini tidak lah mudah. tantangannya banyak. jadi selesaikan dulu yang menjadi kebutuhan pribadi kita. baru mulai.  

2. Fokus. Sejenak lupakan dulu urusan kantor, urusan besok mau masak apa dan mungkin godaan dari sang ayah. hahahah. lupakan. konsentrasi.

3. Pastikan kondisi anak kita siap belajar. upayakan si kecil tidak dalam keadaan lelah dan lapar. upayakan anak kita dan tahu pentingnya belajar dan ujian ini. bukan dengan menakut-nakuti. tetapi jelaskan dengan alasan logis yang bisa dimengerti anak. 

4. Ciptakan suasana belajar yang nyaman & sesuai dengan karakter si kecil. Belajar efektif itu tidak melulu duduk tenang depan meja atau senyap tanpa suara. tetapi suasana nyaman bagi anak itu yang membuat belajar jadi menyenangkan bagi anak. Anak ku kalau duduk tegap dan suasana senyap malah berasa tegang dan sulit belajar. 

5. Stop overthinking. kadang dari kita sebagai emak itu ada ketakiutan, gimana kalau si kecil gak bisa, gimana kalo si kecil lupa pelajarannya. stop. itu overthinking. anak kita itu tidak selemah itu. yakin deh. 

Ujian itu merupakan bagian dari evaluasi belajar dan hal biasa yang akan dilalui oleh semua orang yang sekolah. 

Hasil evaluasi belajar itu bukanlah penentu dari kesuksesan masa depan anak. Namun tindak lanjut dari hasil evaluasi belajar itulah yang menentukan dan membedakan siswa satu dengan yang lainnya. 

Semangat untuk para orang tua yang mempunyai anak usia sekolah. Selain anak yang belajar, orang tua juga bisa mengambil pelajaran dari lika liku dunia sekolah.

Sukses selalu buat anak-anak dan para orang tua. kalian luar biasa!




















Masa pengenalan lingkungan sekolah sudah berlalu sejak satu bulan lalu. tepatnya di akhir bulan Juli semua itu dimulai. Masa dimana anak-anak usia sekolah kembali memulai hari nya sebagai seorang pelajar. masa dimana adaptasi terhadap lingkungan baru, aturan baru dan tentunya orang-orang baru dimulai. 

Berbicara hari pertama sekolah, tentunya hal ini berangkat dari persiapan yang lumayan hectic atau bahkan rempong beberapa waktu sebelumnya. Apalagi bagi orang tua yang baru pertama kali memiliki anak yang memasuki usia sekolah seperti saya. Perdana. Sudah pasti minim pengalaman, hanya mendengarkan cerita dari teman dan saudara. Yeah I'm worry and excited in same time. 

Semua persiapan seperti buku pelajaran, seragam, antar jemput dan perbekalan sudah aman & siap sedia. Oh betapa cepat sekali waktu berlalu, tak terasa si bayi imut sudah tumbuh menjadi seorang pelajar, seorang siswi SD kelas 1. Unyu-unyu membawa tas sekolah yang gede nya hampir sama dengan badannya. Gemas.


Ibu mengantarkan anaknya sekolah
www.istockphoto.com

Walaupun semua hal sudah saya persiapkan dengan matang,  ternyata  itu tidak membuat hati saya benar-benar tenang menghadapi masa sekolah ini. Ada saja yang bikin deg-deg an dan was-was. Yaah... saya khawatir justru dengan si imut anak kecil yang sudah jadi pelajar ini. 

apalagi saya  terpaksa menjadi seorang single mom dalam masa persiapan sekolah ini, karena saya dan suami menjalani long distance marriage sejak 2018 lalu. Kebetulan si ayah belum bisa pulang bulan itu. Jadilah saya single fighter menjadi pejuang emak-emak rempong mempersiapkan hari pertama sekolah. hhehehe. 

Dimasa persiapan ini entah kenapa saya selalu khawatir dengan banyak hal terkait kesiapan anak saya dalam menghadapi masa sekolahnya ini. Macam-macam muncul didalam pikiran. 

"Anak saya bisa tidak yaa beradaptasi?" 

"gimana kaalu temannya ada yang nakal?"

"gimana kalau dia gak betah dan nangis ditengah pelajaran?"

bisa gak yaah dia ke toilet sendiri? ceboknya gimana? 

dan bla... bla...

semua itu selalu berputar-putar di kepala saya. tak ayal beberapa minggu  sebelum masa sekolah dimulai, kepanikan melanda. sampai vertigo. hehheehe

Tidak mau pening sendiri, saya utarakan kepanikan saya ini ke suami. panjang lebar saya curhat, namun suami hanya bilang " sudah gak usah terlalu dipikirin.. lebay amat, nanti dia juga bisa sendiri". sebagai emak-emak yang ingin curhat, jawaban seperti itu gak banget. gak bikin tenang. malah kesel. 

di tengah situasi ini, saya mencoba untuk  tenang dan berfikir jernih. saya bertanya dengan teman dan sepupu saya yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Setelah sharing dengan mereka, lumayan sedikit menenangkan hati saya. mereka bilang, wajar namanya juga baru pertama kali punya anak usia sekolah. Jalani saja  dan selalu komunikasi dengan guru kelasnya. 

padahal suami saya juga bilang begitu yaah... hehehe, yaah namanya juga wanita terkadang lebih suka mendengarkan orang lain yang lebih memahami perasaannya 😁

memang perasaan saya sedikit tenang saat itu, namun semakin mendekati masa sekolah, persaan panik tersebut kembali melanda. Overthinking gak berkesudahan. sebagai seorang terpelajar juga.. cieee, saya tidak ingin berkutat pada overthinking ini. saya browsing artikel-artikel mengenai persiapan bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Salah satu artikel yang saya baca adalah mengenai ciri-ciri anak siap sekolah. 

Dalam artikel itu dijelaskan beberapa poin tanda anak siap sekolah. Beberapa poin saya centang " checked" tanda anak saya sudah bisa. Namun ada satu poin yang membuat khawatir lagi yaitu mengenai "anak bisa menggunakan toilet dan membersihkan diri setelah menggunakan toilet a.ka cebok sendiri". Waduuuhhh.

saya memang sudah mengajarkan si kecil untuk bisa cebok sendiri sejak dia masih TK. kalau buang air kecil sudah bisa, tetapi  yang masih belum benar-benar bisa itu untuk membersihkan diri setelah buang air besar. berkecamuk lah dalam diri saya, aduh gimana kalau tetiba si kecil kebelet mau buang air besar ketika jam pelajaran. Pasrah. 

tak ayal kegalauan itu terus berputar dikepala. saya berusaha tenang dan tidak mau memikirkannya terlalu dalam. saya coba menguatkan diri saya bahwa semuanya baik-baik saja. Tetap saja galau makin menjadi-jadi.

Karena tinggal satu minggu lagi masa sekolah dimulai. tidak ingin semakin larut dalam kegalauan ini, saya japri ibu guru kelasnya bahwa si kecil belum bisa sepenuhnya untuk membersihkan diri setelah buang air besar. untuk itu saya minta ibu gurunya mendampingi si kecil. Asli sampai segitu paniknya, sampai-sampai ibu guru kelasnya saya japri untuk urusan seperti ini. maaf yaah ibu. 

ibu guru pun memberi jawaban, beliau bilang bahwa saya mesti tenang saja karena insya Allah anak saya nanti ketika sekolah nanti sudah bisa mandiri. Yeah... lagi-lagi feedback seperti ini tidak meredakan keresahan saya. 

Di tengah kegalauan ini, saya perhatikan si kecil yang menjadi aktor utama dalam masa pengenalan sekolah ini. Anaknya tenang-tenang saja tuh. tidak tampak aura kegalauan dalam diri si kecil. santuy. entah memang karena dia belum sepenuhnya mengerti atau pada dasarnya memang anaknya cuek. entah lah. 

Akhirnya saya coba diskusi dengan si kecil tentang keresahan saya. karena memang sejak anak sudah lancar berbicara, saya dan ayahnya suka membiasakan diri untuk diskusi dengan si kecil. apapun itu, terutama hal-hal yang menyangkut diri si kecil. kami tidak pernah anggap dia anak kecil dalam diskusi. 

Beginilah kiranya diskusi penting itu. 

Mama : "Giya... mama ini bingung lho ketika giya sekolah nanti. Kalau kebelet pipis atau pup gimana yaa?

Giya: "yaa... aku tinggal ke toilet aja mama" sambil nyengir. 

Mama: sambil nelen ludah denger jawabannya hahaha a.ka. salah pertanyaan. lanjut "terus ceboknya gimana?"

Giya: "Aku tinggal pencet aja toilet nya , trus aku siram deh bekas pipis aku itu pake semprotannya" (jawab enteng sambil main hp)

mendengar jawaban si kecil yang super santuy itu. saya hanya manyun sambil berfikir benar juga kenapa kok pake ribet. baiklah. 

Tertegun dengan jawaban simple dari giya. Huffh tersadar betapa hidup ini tak serumit pemikiran overthingking dalam kepala saya. Simple saja. Jalani. Toh semuanya sudah dipersiapkan. Yuuk semangat.

Oke deh giya, mama siap mengantarkan kamu belajar dan raih cita-cita. Makasih yaah sudah jadi support system mama.

Alhamdulilah Tak terasa sudah mulai menginjak bulan kedua sekolah. Semua berjalan dengan lancar. Giya enjoy. Sudah punya teman banyak. Mama juga merasa aman dan tenang.

kesimpulannya, anak itu ternyata tidak se "lemah" yang kita kira. terkadang justru ketakutan kita sebagai orang tua yang membuat batas untuk anak kita sendiri. khawatir boleh saja tetapi jangan berlebihan. lakukan saja dengan semaksimal mungkin. Lalu percaya pada anak kita dan yang paling penting serahkan segalanya kepada Allah Swt. Insya Allah semuanya lancar. Setuju!


Minggu siang, 4 September 2022. 















Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Foto saya
Annisa Ayu
Saya seorang Ibu Pekerja (Working Mom). Newly Blogger. Apa adanya dan mengalir saja mengikuti kata hati. tidak suka keteraturan yang kaku dan mengikat. Imajinatif.
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  September (1)
  • ▼  2022 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ▼  September (2)
      • Stop Stres ! Ini 5 Tips Mendampingi Anak Belajar K...
      • Sekolah Pertama Si Kecil, Kegalauan Si Emak
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2021 (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)

Berbagi Cerita

Sharing Pengalaman dan Cerita Kehidupan

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Anak Bukan Wujud Obsesi Orang Tua
  • Ketika Saya Merasa Insecure
  • Lamborghini di tengah hutan belantara
  • UUA: Ujung-ujungnya Alergi
  • Alergi Uang... Lah Kok Bisa?
  • Channel Story Telling Favoritku
  • Jeratan "Godaan Sekali ini saja"
  • Lipstik Matte Pilihanku, rekomendasi buat kamu
  • Tidak semudah itu
  • Pelajaran yang berarti

Categories

  • Beauty 1
  • Blogging 5
  • Kesehatan 1
  • Kuliner 1
  • Motivation 7
  • Parenting 3
  • Personal 9
  • Personal Self Reminder 1
  • Tips 6

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Oddthemes

Copyright © Berbagi Cerita. Designed by OddThemes