Berbagi Cerita

Sharing Pengalaman dan Cerita Kehidupan

  • Home
    • Version 1
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Just trying to get it off. There are so many things stucked in my head. Trying to release it, but i dont know how.
Struggling to enjoy everything in front of my Face. Honestly, it makes me sick of it.
Trying share to my own circle, i dont get any support which i really need. 
I dont need an advice. Advice Just makes me stressful and feeling guilty.

Wanna drop it all. Wanna change it all. Acceptance is not easy as saying it. 

Just help me to release it. I am not a person to be a role model. Me only me. Please accept me and my own feeling. Dont judge me. 

I cant sleep because my mind still moving arround. I Close my eyes, but my head still thinking and thinking. Anxiety. Fearness. Insecurity. Stressfull. 

Selamat hari wanita sedunia, happy international Women's Day 2021. Walaupun telat yaah tapi pengen nulis tentang momen perayaan ini.  

International Women's Day atau biasa disingkat IWD ini dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya. 


Biasanya tiap tahun memiliki tema kampanye yang berbeda, namun menurut saya semua tema nya saling memiliki keterkaitan dan ada benang merahnya. 

keterkaitan itu terlihat dari maknanya yaitu bagaimana wanita itu bisa berperan aktif dan menjadi bagian dalam perbaikan dan kemajuan di lingkungan sekitar.  

Khusus tahun ini, tema besar yang diusung adalah #ChooseToChallenge, Achieve The Unachievable. Apa itu yaah artinya. 

Nah buat kamu yang penasaran dan pengen tahu pake banget tentang tema ini, dah cuss panggil mbah google, pasti banyak tuh ulasannya, hehehe. 

secara sederhana, #ChooseToChallenge bermakna bahwa wanita pada saat ini memiliki kesempatan untuk taking part or becoming the leader or pioneer dalam melakukan suatu perubahan yang positif bagi lingkungan sekitarnya. 

Dimana peranan yang besar tersebut, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para wanita apalagi selain ranah publik, wanita juga memiliki peranan yang sangat vital dalam ranah domestik atau rumah tangga. 

#ChooseToChallenge, merupakan kekuatan tersendiri bagi para wanita. Dimana kita sebagai wanita memiliki kesempatan untuk menantang diri kita untuk bisa berbuat lebih dari apa yang kita bayangkan selama ini. 

Dalam hal ini baik wanita maupun pria memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam suatu kemajuan bangsa, namun dengan tidak melupakan sifat kodrati yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. 

Wanita itu kuat karena bisa melakukan beberapa peranan di waktu yang bersamaan. Satu sisi menjadi seorang istri dan ibu sekaligus mengurus urusan rumah tangga. 

Di sisi lain, wanita juga berperan dalam kemajuan suatu bangsa baik urusan ekonomi, sosial, politik maupun budaya. Semua sisi ini bukan hal yang mudah, semua punya tantangan dan terkadang menuntut suatu "kesempurnaan".  

Namun terkadang tantangan terbesar bagi wanita itu adalah justru hadir dari dalam dirinya sendiri. 

Wanita sering melakukan self talk dan tak jarang self talk yang muncul adalah hal yang negatif. 

Negative Self Talk inilah yang membuat wanita sering meragukan kemampuan dirinya sendiri, bahkan cenderung menyalahkan diri sendiri (Self Blaming). 

Self talk negatif yang sering muncul, misalnya seperti:

"Haduh pasti saya gak bisa nih" 

  atau
 
"Bodohnya...,urusan kecil aja kok saya gak bisa sih!" 

 atau "gue ini ibu yang gagal"

Self talk negatif yang sering muncul tak ayal membuat wanita sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga membuat beberapa hal penting menjadi terbengkalai.

Namun apakah self talk negatif ini bisa dihilangkan? ehhm... pertanyaan besar abad ini sepertinya😁

jawabnya tentu tidak. Self talk negatif atau pikiran negatif itu pasti akan selalu ada dalam pikiran dan diri seseorang, baik dia wanita maupun pria. itu manusiawi kok. 

Justru yang perlu kita pikirkan saat ini adalah bagaimana cara mengelola self talk serta merasionalisasikannya sehingga tidak memberi dampak buruk bagi diri kita secara personal, bagi keluarga maupun bagi lingkungan sosial kita lainnya.

terkadang kita sendiri yang begitu kejam dalam menilai diri sendiri. kita yang sering menyiksa diri dengan pikiran dan kata-kata negatif terhadap diri sendiri. 

Kita menjadi lemah bukan karena perkataan orang lain, namun karena diri kita yang mengijinkan hal negatif tersebut mempengaruhi diri kita. 
 

Belajar dari Webinar #ChooseToChallenge

Sedikit mengulas tentang webinar #ChooseToChallenge yang saya ikuti di kantor bulan Maret lalu. 

Webinar ini menghadirkan pembicara yaitu seorang Psikolog dari Universitas Indonesia Ibu Daisy M.E. Suhari, MSI., Psikolog.

menurut Ibu Daisy, wanita masa kini memiliki 3 peran yang melekat pada dirinya. Peran tersebut adalah peran sebagai diri secara personal, peran dalam keluarga dan juga perannya di lingkungan pekerjaan atau ranah publik lainnya. 

Dalam menjalani multiperan ini tentu akan memberikan dampak terhadap wanita itu sendiri selaku pemeran dari 3 peranan tersebut. 

Dampak tersebut sebagaimana dijelaskan ibu Daisy dalam presentasi beliau sebagai berikut 

#ChooseToChallenge: Kurangi "Self Talk" Negatif


Dampak yang muncul ini merupakan hal yang tidak bisa dihindari. pasti disuatu ketika akan ada singgungan antara peran yang dilakukan. 

Dikarenakan dampak ini tidak bisa dihindari, disitulah dibutuhkannya kemampuan untuk mengelola peran tersebut. 

Lalu bagaimana mengelolanya dampak dari multiperan itu?

Sekali lagi yang perlu kita pahami disini adalah bukan bagaimana menghilangkan dampak yang terjadi atau bahkan menghilangkan salah satu peran yang ada pada diri seorang wanita. 

Konteks disini adalah ketika seorang wanita itu #ChooseToChallenge dirinya untuk ambil peran secara bersamaan di 3 aspek diatas.  

Menurut Ibu Daisy ada beberapa prinsip dalam pengelolaan peran, mengutip presentasi yang beliau sampaikan berikut ini



#ChooseToChallenge: Kurangi "Self Talk" Negatif

Namun dari prinsip dasar tersebut ada hal terpenting yang perlu kita jaga yaitu senantiasa berusaha untuk bersikap dan berpikir positif. 

Setidaknya dengan berpikir positif membuat kita jauh lebih bahagia dan mood kita jadi lebih terjaga. 

salah satu bentuk bersikap positif disini adalah dengan tidak menyesali apa yang sudah kita pilih dan menerima keadaan kita dengan penuh rasa syukur dan tidak menjadikannya sebagai beban, namun sebuah kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri #ChooseToChallenge. 

dalam kegiatan webinar ini, Ibu Daisy memberi kesempatan kepada peserta webinar untuk membuat daftar hal yang paling sulit atau paling menantang dalam mengelola peran ini. 

Dari daftar yang dibuat   ternyata hal yang paling sulit dalam mengelola multiperan itu adalah terkait dengan mengatur ulang ekspektasi dan menghilangkan self talk negatif. 

ada 2 cara bagi wanita dalam mengelola multiperan yang ada pada dirinya

Atur Ulang Ekpekstasi dan Gunakan Support System

Ekspektasi boleh, tapi jangan muluk dan lebay! seperti itulah kiranya yang bisa saya tarik dari penjelasan beliau dari cara mengatur ulang ekspektasi. 

Terkadang ekspektasi yang sempurna itu, justru hadir dari dalam diri kita sendiri. 

Berperan dalam 3 aspek yaitu personal, family & Work secara bersamaan itu memang bukanlah urusan yang mudah. 

Namun keberhasilan kita dalam mengatur ulang ekspektasi ini menjadi kunci, agar urusan kita bisa lebih achievable. 

Bukankah target yang terlalu mengawang justru membuat kita stres dan frustasi karena sepertinya tidak akan pernah bisa kita capai. 

Kita diminta untuk mengatur ulang ekpektasi bukan menghilangkan ekspektasi. 

Berharap itu boleh, namun harapan itu harus mempertimbangkan kondisi dan situasi. 

selama hal tersebut tidak membahayakan dan tidak merusak esensi dari peranan yang kita lakukan, toleransi dan maklum itu bisa dilakukan. 

Wanita tangguh itu bukan berarti apa-apa dikerjakan sendiri bagaikan wonder woman. 

Perlu kita ingat bahwa kita punya support system yang bisa kita "pakai" untuk menopang diri kita yang tentunya punya kelemahan ini. 

Disinilah pentingnya mengkomunikasikan dengan baik kondisi kita dengan keluarga, rekan kerja ataupun atasan kita apabila kita bekerja di kantoran. 

Jangan Sering Terlibat "Self Talk" yang negatif

seperti penjelasan diawal, bahwa tantangan terbesar dari seorang wanita dalam melakukan 3 peranannya itu adalah self talk negatif yang muncul dari dalam dirinya. 

Self talk yang negatif apabila dibiarkan, maka akan mempengaruhi tindakan dan kinerja seseorang. 

ketika self talk negatif muncul mulailah coba untuk men-challenge pikiran kita tersebut dengan cara merasionalisasikan pikiran-pikiran buruk yang muncul. rasionalisasikan dengan cara bertanya balik ke diri kita. 

Sebagai Ilustrasi:

A (Self Talk negatif): "anak saya ini kurus banget gak kayak anak yang lain, haduuh pasti karena saya yang gak becus nih ngurus anak!"

B (Pikiran rasional): iya sih kurus tapi dia tetap aktif kok dan dari dokter juga bilang masih fine-fine saja perkembangannya, sesuai dengan umurnya. 

ilutrasi diatas terlihat sederhana, namun hal diatas kerap kali terjadi pada seorang wanita. maka dari itu, kita sebagai wanita bisa lebih membalance pikiran negatif kita dengan rasa syukur atas pencapaian yang sudah kita lakukan. 

hargai dan berterima kasih pada diri sendiri walapun untuk suatu pencapaian yang terlihat kecil. 

#choosetochallenge bukan hanya bermakna agar wanita itu bisa men-challenge dirinya untuk berbuat lebih atau push her limit. 

Makna ini juga meliputi bahwa wanita dengan segala peranannya tetaplah seorang wanita yang harus berjuang untuk mengalahkan dirinya sendiri.

Mengalahkan stigma bahwa wanita itu lemah termasuk juga mengelola efek negatif dari semua komentar miring orang lain terhadap pengelolaan peran yang dilakukannya. 

segala peranan yang dilakukan oleh seorang wanita membutuhkan jerih payah dan usaha yang tidak mudah. 

Percalayah, dengan keterampilan menata diri, menata hati, menata ulang ekspektasi juga dengan kesabaran dan keikhlasan. Segala jerih payah kita akan memberikan dampak yang luar biasa bagi sekitar kita. 

setidaknya melihat senyuman dan riangnya anak kita disaat kita pulang kerja, itu sudah menjadi penghibur hati kita yang penat.

Senyuman dan ucapan terima kasih yang tulus dari orang yang kita bantu, itu sudah menjadi apresiasi tersendiri bagi kita. 

Wanita itu perasa dan lembut, maka rahim itu dititipkan oleh Allah SWT ke bagian tubuh wanita. Wanita itu kuat dan penuh kasih sayang, maka air susu itu datangnya dari seorang ibu. 

So ladies, you're amazing. let's #choosetochallenge. Let's achieve the unachievable. 

semoga bermanfaat. 













 











ini bukan tagline merk sepatu itu yaah. Bukan juga untuk tujuan promosi apalagi minta endorse-an. enggak yaah. 

Just do it kalau diartikan secara harfiah artinya sangat sederhana " Lakukan saja".

Namun kalau dimaknai lebih mendalam, hal ini bisa jadi filosofi hidup tersendiri bagi seseorang. 

Setidaknya itulah filosofi atau prinsip hidup suami saya, just do it. 

Dalam hidup ternyata tidak gampang untuk mewujudkan prinsip ini. Hal itulah yang saya rasakan.

Jujur tidak lah mudah bagi saya untuk memahami dan meresapi makna Just Do It ini. Kenapa susah? tinggal lakukan saja, gitu aja kok repot!

Terkadang  di suatu ketika, saya merasa kesulitan untuk melangkah atau berbuat sesuatu.

Sulit untuk melangkah lantaran memikirkan hal-hal lain yang kurang penting atau bahkan tidak penting sama sekali, namun saya merasa hal tersebut harus saya pikirkan. 

Pemikiran saya begitu panjang, sehingga apa yang sudah direncanakan malah berakhir  dengan hanya sekedar wacana. Padahal just do it saja lho..!

Sulitnya Just Do It bagi saya

Sebagai contoh dalam hal pekerjaan. misalnya ketika saya diberi tanggung jawab baru atau ditunjuk menjadi project leader. 

Hal pertama yang saya pikirkan adalah apa iya saya sanggup, apa iya saya bisa, projectnya kan besar pasti ribet ngatur waktunya, pasti complicated banget proses pengerjaannya dan bla.. bla...

Belum apa-apa, belum dilakukan tetapi pikirannya sudah kemana-mana alias overthinking. 

Ujung-ujungnya ketika mulai melakukan proyek ini,  saya selalu merasa was-was dan takut jika proyek ini akan gagal atau hasilnya tidak sesuai harapan.  

Bisa dibayangkan, bagaimana hasilnya ketika melakukan sesuatu dengan dipenuhi rasa khawatir yang berlebihan. 

Bukan hanya soal pekerjaan, just do it sulit saya lakukan ketika saya ingin berbuat sesuatu yang baik bagi orang lain. 

Saya sering punya rencana untuk memberi sedekah pada orang lain dijalan. Tetapi tahu apa yang saya pikirkan ketika akan melakukan kebaikan ini? 

Pikiran saya, nanti gimana ya kalau orangnya tersinggung, apa tidak sebaiknya saya berikan makanan saja, trus gimana kalau tiba-tiba ada preman ambil uangnya dan lain sebagainya. 

Karena saking pusingnya dengan pemikiran sendiri, saya urungkan niat saya saat itu dan berpikir untuk bersedekah ditempat lain saja atau di lain waktu. 

Sebenarnya apa sih "Just Do It"

Just do it itu memanglah tidak segampang artinya. tetapi just do it ini memang menuntut kita untuk tidak overthinking dalam hal memulai suatu tindakan. Tindakan yang baik tentunya.

Just do it bukan berati kita lakukan sesuatu tanpa perencanaan dan pertimbangan, bukan juga. 

Just do it dimaknai kita melangkah dengan percaya diri dengan berbekal perencanaan yang matang sehingga ketika berjalan kita tidak terlalu khawatir dengan ujung perjalanan ini. 

toh di saat berjalan, bisa saja perencanaan itu berubah, bisa saja justru kita bisa menemukan jalan pintas yang bisa membawa kita lebih cepat ke tempat yang menjadi tujuan kita. 

Bayangkan, kita hendak berjalan ke suatu tempat, sebut saja kita akan ke kota Bandung.  harusnya pertama kali yang kita pikirkan sebelum berangkat ke bandung adalah bagaimana kita bisa ke bandung, kapan berangkat ke bandung dan perbekalan yang mesti kita bawa. 

Bukannya sibuk memikirkan bagaimana kondisi penginapannya disana nanti , bersih atau tidak. Trus sampai di Bandung nanti macet gak yaah atau sempet gak yaa beli oleh-oleh. pasti rame disana apalagi tempat wisatanya dan lain sebagainya jadi beban pikiran. 

Jalan aja belum, berangkat aja belum tetapi otak udah dipenuhi dengan pikiran macem-macem. 

Jadinya badmood. Dan bukan tidak mungkin akhirnya urung liburan ke Bandung. 

Sering kita dengar kan, perencanaan itu baik, persiapan itu memang penting namun yang lebih penting adalah segera mulai untuk dilakukan. 

Tidak ada gunanya perencanaan sebaik dan sesempurna mungkin.  Tidak ada gunanya persiapan yang matang dan detail, Jika tidak ada langkah nyata yang kita lakukan. 

seperti proses pembangunan, bangunan yang kokoh tidak berdiri karena sebuah perencanaan atau sekedar gambar di kertas. 

Tetapi bangunan itu bisa menjadi kokoh karena ada langkah pertama yang dilakukan yaitu peletakkan batu pertama lalu disusul batu-batu lainnya yang mengikutinya.  

Just Do it, bukan just think it. 

Just Do It VS Just Think It

Kalau just think it hanya berakhir dalam pemikiran. ya memang tidak akan pernah gagal, ya namanya juga cuman mikir pasti gak ada kata gagal. 

Namun perlu diingat kesuksesan itu bukan hanya wacana saja, tetapi kesuksesan itu berangkat dari suatu tindakan nyata dan secara konsisten dilakukan. 

Sedangkan kalau just do it walaupun kegagalan yang kita terima diakhirnya, namun setidaknya kita pernah mencobanya dan pernah memiliki pengalaman dalam melakukannya. 

Toh dalam kehidupan, namanya kegagalan itu sesuatu yang wajar dan tidak selamanya juga kegagalan itu menghampiri hidup kita. 

Adakalanya kita gagal, namun adakalanya juga kita merasakan gemilangnya sesuatu kesuksesan. 

Lebih baik sudah melakukan walaupun gagal, dibandingkan sukses namun hanya dalam pikiran dan khayalan. 

setiap awal tahun selalu ada resolusi yang kita buat, detail banget sudah ada timelinenya dan sudah ada target yang hendak di capai.

Namun terkadang kita lupa, bahwa diri kita ini butuh motivasi tinggi untuk just do what the planning said. Just Do It. 

Tanpa tindakan yang nyata, resolusi tahun ini akan tetap menjadi resolusi tahunan yang tidak pernah mencapai targetnya. 

Maka tak heran, Just Do It ini menjadi tagline merek sepatu terkenal itu. 

Karena kesuksesan itu pasti diawali dengan suatu langkah nyata, keberanian dalam melangkah serta kesiapan diri untuk berbuat suatu yang lebih dari sekedar wacana dan pikiran. 

so just do it....! let's move up!


Source image: www.linkedin.com




Banyak berita beredar yang mengumbar aib dan keburukan orang lain beberapa hari belakangan ini. spekulasi dan asumsi beredar, semakin membuat simpang siur dan tidak jelas akan kebenarannya. ada yang menghubung-hubungkan tiap kejadian sebagai tanda bahwa berita itu benar adanya. entah hanya kebetulan saja ataupun memang ada hubungannya, kita juga tidak tahu.  

Dengan beredarnya pemberitaan ini, lalu munculah tanggapan dari berbagai pihak. Ada yang curhat tentang apa yang dipikirkannya. Ada yang menunggu klarifikasi dari yang bersangkutan dan ada pula pihak yang mencoba mencari "panggung" ditengah kekisruhan ini. Namun, yang lebih membingungkan adalah pihak keluarga yang mestinya menutupi aib, malah membongkarnya dengan sukarela dihadapan media. seriusan, saya tidak habis pikir. 

Sejujurnya memang ada rasa kepo dalam diri saya tentang berita ini. Ada rasa tidak percaya, ada rasa miris dan muncul pula rasa sesal mengapa harus ikutan mikirin kasus yang gak ada hubungannya sama sekali dengan diri saya. aneh ya. 

Kalau buka media sosial, pasti ada saja yang membahas kasus yang sedang hangat ini. Apalagi kalau buka laman perlambean itu. wow... tingkat kekepoan saya semakin meningkat 100%, kalau tidak di stop. Ya sudah tau ujungnya gimana. Habis waktu hanya untuk mencari info lebih banyak tentang kasus ini. Pertanyaannya, ada kah manfaat untuk diri ini? jawabannya pasti tidak dong. habisin kuota malah iya...wakakaakk. 

Memang seru siih mengulik kehidupan orang lain itu, terutama kehidupan seorang yang terkenal, contohnya artis. kayaknya happening banget gitu, kalau kita tau banyak tentang yang lagi viral saat ini. Seperti nagih gitu kan. hahahaa

Namun ada benarnya juga ya segala yang seru itu belum tentu baik dan ada manfaatnya. hahaha seperti keseruan mengulik kehidupan orang lain ini. coba bayangin dong. kita lihat di Insta*ram. Satu pemberitaan namun dengan ratusan komentar. Macam macam komentar. semuanya berkomentar seakan paling tahu dan paling benar pemikirannya.

saya termasuk netizen yang sukanya sebagai silent reader aja, jarang banget meninggalkan pesan di kolom komentar. paling juga nge"like" or nge"love" saja. kadang juga hanya ketawa sendiri ngeliat komentar netizen yang lucu-lucu alias nyeleneh. Bahkan kadang lebih serunya lagi, sesama komentator tapi saling bully. Hadeuuh.

Entah apa tujuan nya berita tersebut dimunculkan. yang jelas, kita sebagai netizen budiman sudah sebaiknya bijak dalam menyikapi hal ini. Jangan sampai informasi yang beredar luas ini membuat kita mendadak menjadi seorang "hakim" bagi kehidupan orang lain. 

kecenderungannya saat ini, banyak orang yang dengan mudah menghakimi dan men"judge" orang lain, seakan dirinya paling tahu kehidupan orang lain tersebut. padahal informasi yang didapat pun sumbernya bisa jadi hanya dari media sosial bukan berdasarkan penglihatan atau bukti empirik yang memang bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya. 

sering kita dengar kata-kata " jadilah netizen yang cerdas". menurut saya cerdas itu bukan hanya tidak gampang percaya hoax, namun juga cerdas dalam memberikan komentar dan mengutarakan pemikirannya terhadap suatu hal. 

Dalam dunia peradilan saja ada istilah "presumption of innocent"  (praduga tak bersalah)  terhadap seorang terdakwa. Apalagi terhadap kehidupan orang lain, yang kita tidak tau cerita asli dibalik layarnya. 

Asas praduga tak bersalah ini membuat seorang hakim menjadi lebih bijak dalam melihat bukti-bukti yang ada sehingga putusan yang diambil bisa mencerminkan keadilan. 

Bisa dibayangkan, apabila seorang hakim sudah memiliki prasangka buruk terhadap terdakwa, maka seberapa banyaknya bukti-bukti yang diajukan walaupun meringankan terdakwa, maka hakim tidak mau mempertimbangkannya dan langsung memutuskan terdakwa tersebut bersalah. 

sama seperti kita, terkadang informasi itu kita telan mentah-mentah tanpa dipikirkan terlebih dahulu. dengan berbekal informasi viral media sosial dan asumsi, pikiran kita langsung mengarah ke judgement. 

pertanyaan yang harusnya selalu muncul dibenak kita ketika kita hendak menilai kehidupan orang lain. Sudah kah kita melihat cermin, lalu bilang, "sudah baikkah diri ini? sehingga mulut dan jari ini dengan lantangnya berkomentar seenaknya?" sudah kah kita menjadi hakim yang adil untuk diri kita sendiri?

Apakah kita sudah yakin bahwa kita lebih baik dari orang yang diberitakan itu? atau karena memang Allah menutupi aib kita saja, makanya kita terlihat baik?

manusia itu adalah tempat salah dan dosa. manusia itu juga punya khilaf. hanya Tuhan yang berhak untuk menilai seorang itu baik, buruk, alim, munafik ataupun khianat. Karena sifat kemanusiaan kita inilah, Tuhan memberikan kita akal & pikiran agar dapat dipergunakan untuk menuntun kita dalam berbuat sesuatu. Berbuat yang terbaik selama kita hidup. 

cukuplah pemberitaan itu menjadikan kita lebih introspeksi diri untuk selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam setiap sisi kehidupan kita. berbuat salah dan khilaf itu wajar, namun bukan berarti menjadi pembenaran bagi diri kita untuk membiarkan diri kita terbuai dengan "kekhilafan tersebut". 

Biarlah orang yang khilaf itu mendapat konsekuensi atas segala perbuatannya. sedangkan kita, cukup tahan diri kita untuk tidak berkomentar buruk tentang orang lain. karena setiap manusia ada kalanya diatas dan ada kalanya dibawa. mungkin saat ini kita aman saja, namun di lain waktu bisa saja kesalahan itu justru kita yang melakukannya. 

Cukup tahu informasi. lalu bercermin pada diri kita. Perbaikilah diri kita sendiri dulu tanpa perlu menghakimi orang lain. 

sederhanakan hidup kita, dengan memikirkan hal-hal yang memang menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita. 

sekedar pemikiran... 👌😃




 









Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Foto saya
Annisa Ayu
Saya seorang Ibu Pekerja (Working Mom). Newly Blogger. Apa adanya dan mengalir saja mengikuti kata hati. tidak suka keteraturan yang kaku dan mengikat. Imajinatif.
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
  • ▼  2021 (4)
    • ▼  April (2)
      • i am not okay
      • Hari Wanita Sedunia 2021, bagi kamu wanita tangguh...
    • ►  Maret (1)
      • Just Do It
    • ►  Februari (1)
      • Cermin Diri
  • ►  2020 (23)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)

Berbagi Cerita

Sharing Pengalaman dan Cerita Kehidupan

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Anak Bukan Wujud Obsesi Orang Tua
  • Ketika Saya Merasa Insecure
  • Lamborghini di tengah hutan belantara
  • UUA: Ujung-ujungnya Alergi
  • Alergi Uang... Lah Kok Bisa?
  • Channel Story Telling Favoritku
  • Jeratan "Godaan Sekali ini saja"
  • Lipstik Matte Pilihanku, rekomendasi buat kamu
  • Tidak semudah itu
  • Pelajaran yang berarti

Categories

  • Beauty 1
  • Blogging 5
  • Kesehatan 1
  • Kuliner 1
  • Motivation 7
  • Parenting 3
  • Personal 9
  • Personal Self Reminder 1
  • Tips 6

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Oddthemes

Copyright © Berbagi Cerita. Designed by OddThemes